Jumat, 18 April 2008

Tanpa Judul

Aku berjalan di tepian jurang kehancuran, melangkah setapak demi setapak untuk sekedar menyusuri tepian jurang ini sambil memandang sisi – sisi kehancuran yang terlihat dari tepian jurang ini. Sungguh tanpa hambatan sedikitpun aku temui disisi jurang ini, sementara di sisi jurang sebelah sana orang – orang berbondong – bondong menjauhui bibir jurang untuk mengejar sisa – sisa pancaran matahari harapan yang tenggelam di telan mega – mega yang semakin menghitam, dan aku dari sisi yang lainnya,seorang diri berjalan sembari melihat apa yang sedang mereka lakukan sesekali menengok seberapa dalam kehancuran yang ternganga di kegelapan jurang di sisiku sendiri.

Aku terus berjalan menyusuri kesepian tepian jurang kehancuran ini, dengan sesekali mengulurkan tangan kedalam jurang, untuk sekedar menyapa beberapa orang yang sedang bertapa disana, orang – orang yang sama denganku, yang dahulupun mereka Cuma berjalan di sisi jurang ini, dan akhirnya ada diantara mereka terpeleset jatuh, dipaksa jatuh dan dijatuhkan, atau bahkan ada juga diantara mereka yang tanpa sadar justru menjatuhkan diri mereka sendiri kedalam kegelapan jurang itu sendiri, sedang aku masih seperti biasanya, berhalan seorang diri sekedar mencari teman dalam kesepian yang aku sendiri tidak pernah tau bagaiman bentuk yang sebenarnya itu.

Aku berhenti di sebuah tikungan kecil di salah stu polokan dari jurang yang teramat gelap, tapi aku masih berada disisinya tentu saja. Aku ambil bangku dan duduk disana, tentu saja sendirian dan hanya ditemani sahabat karibku yang tak pernah bermimpi untuk tega meninggalkanku kesepian dalam kesendirian, dan aku bercengkrama dengan kesunyian, menyanyikan kesepian dan cinta yang tak pernah habisnya tapi belum pernah aku temukan bentuknya itu, dan aku pun tertawa sesekali untuk sekedar untuk melolongkan suara hati yang tak pernah sepi dari buaian angan akan cinta yang tentu saja aku belum pernah sekalipun berjumpa ataupun sekedar berkenalan dengannya , dengan cinta tentu saja.

Aku semakin larut didalam perhatianku itu, orang – orang mulai berkumpul di tepian jurang itu, tapi ak berusaha untuk membubarkan mereka, bukan apa – apa, aku taku terdorong kedalam jurang itu, bukan….bukan sebenarnya aku takut atau ya…ya aku takut, aku belum hancur, aku ada di tepian bukan di dalam, dan aku disini bukan untuk terpeleset kedalamnya, aku Cuma mau menemani mereka yang ada didalam, dan sesekali mengulurkan tangan buat mereka untuk sekedar merasakan kehangatan cinta dan kasih yang belum lagi aku temukan bentuknya tapi aku bisa berkata bahwa aku jatuh cinta pada kesepian yang membutku seakan – akan ataumungkin memang aku sebenarnay aku gila, ya, aku gila akan cinta.

Tidak ada komentar: